Resume pembelajaran ke 5, Minggu, 5 April 2020, dengan materi langkah-langkah dalam menulis.

Nara Sumber kali ini adalah Bapak Akbar Zainudin beliau seorang Penulis buku best seller Man Jadda Wajada. Berkat buku itu beliau dapat keliling ke-33 Provinsi di Indonesia. Buku pertama tahun 2008 diterbitkan oleh Gramedia, Man Jadda Wajada. Hingga sekarang 13 buku yang beliau sudah tulis. Hampir semua tentang motivasi.

Menurut bapak Akbar Zainudin yang sudah menulis sejak SMA di Gontor ini. Ada 6 langkah dalam menerbitkan buku yang di singkat menjadi TOJTRP.

Langkah-Langkah menulis TOJTRP
1. T adalah TEMA tulisan. Tentukan tema tulisan.  Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya.

2. O adalah OUTLINE atau DAFTAR ISI.
Gunanya outline:
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
4. Agar bukunya selesai.
Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai.

3. Langkah ketiga adalah J. Buatlah jadwal penulisan.
Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.
4. T adalah Tuliskan
Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya.
Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak.

Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.

5. R adalah REVISI.
Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, baru revisi.
 Apa saja yang direvisi?
1. Data dan informasi yang kurang.
2. Tata Bahasa
3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.
Jangan terpaku dengan satu judul artikel sampai sempurna. Selesaikan saja semua draft bukunya, apapun bentuknya. Setelah draft selesai, baru direvisi.

6. Langkah keenam adalah kirim ke penerbit.

Apa yang menjadi pertimbangan penerbit?

Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah pembaca butuh buku kita? Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh? Buku kita menjawab kebutuhan apa?

Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.
kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis.

Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.

Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku?

Demikian paparan  sangat detail tentang TOJTRP yang di sampaikan oleh bapak Akbar zainudin.

Selanjutnya kami di berikan waktu untuk bertanya. Ada sekitar 25 penanya yang langsung dijawab oleh beliau.
Kutipan dari pertanyaan yang tidak disebutkan identitas nya beserta  jawaban sebagai berikut :

Pertanyaan ke 1
Apakah perlu membayar kepada penerbit?

Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.

Pertanyaan ke 2
Bagaimana cara mengirim naskah?

1. Naskah harus sudah jadi.
2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk

Berapa lama?

Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.

Bagaimana cara membuat tulisan yang menarik?

Ns : Kalau mau tulisannya menarik, jangan dibuat mendorong. 😁😁

Semua adalah tentang jam terbang dan latihan terus menerus.

Menulis adalah keterampilan. Semakin sering dilatih, akan semakin enak dibaca orang.

Nah, sudah tahu rahasianya kan?

Banyak-banyak berlatih. Luangkan waktu setiap hari 30-60 menit. Nanti tau-tau tulisan kita sudah bagus, tau-tau kita sudah punya naskah buku, tau-tau buku kita terbit.

Urutan outline/struktur daftar isi  untuk naskah fiksi dan non fiksi?

Naskah Non Fiksi:

1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud penulisan.
2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa, How To (Tips and Trick).
3. Kesimpulan dan Penutup.

Kalau FIKSI;

1. Tokoh
2. Karakter Tiap Tokoh
3. Alur atau plot Cerita
4. Klimaks dan Ending CeritaPertanyaan ke
Pertanyaan ke3
Aslmkm...mhn pencerahannya..apakah kita harus fokus pada satu TEMA atau blh berubah..misal tema kita fokus saja ttg motivasi..pendidikan...sosial. Ini tentang Branding. Kalau saya lebih suka satu tema, biar branding kita jelas.
Boleh 2-3 tema, tetapi yang terkait.

Kalau kita ingin dilihat sebagai ahli pendidikan, menulislah selalu tentang pendidikan. Kalau saya, adalah motivasi dan pengembangan diri, maka hampir semua tulisan saya tentang motivasi dan pengembangan diri.

Saya sebenarnya ada basic tentang agama dan pemasaran. Namun demikian, kalau tidak terkait dengan motivasi dan pengembangan diri, maka saya tidak tuliskan.

Pertanyaan ke 4
bagaimana menumbuhkan semangat untuk menulis sesuai dengan jadwal yang sudah saya buat. Terima kasih, dari Ibu Nani

Ns: Kalau mau disiplin, dimulai dari pembiasaan. Buat jadwal menulis secara teratur, sekitar 30-60 menit setiap hari.

Kalau saya biasanya menulis sebelum subuh sampai kira-kira jam 5.30 setiap hari. Setelah itu persiapan ke kantor. Harus ada waktu yang dikorbankan untuk dialokasikan untuk menulis. Kapan saja boleh, bisa pagi, siang, atau malam. Yang penting, konsisten SETIAP HARI. mulailah hilangkan kata tapi.

Pertanyaan ke 5
Adakah batasan tipis tebalnya suatu buku yg dpt diterbitkan...atau harus berapa judul minimalnya.

Biasanya, buku yang diterbitkan sekitar 100 halaman minimal. Rata-rata itu sekitar 200-300 halaman.

Kalau diukur dari karakter, sekitar 40.000-60.000 karakter di komputer.

pertanyaan 6.
Apakah satu buku itu boleh beda2 judul.dan apakah judul satu artikel dg judul artikel berikutnya ada hubungannya.?

Ada namanya bunga rampai atau antologi tulisan. Ini dalam satu judul bisa berbeda-beda tema.

Beliau menyarankan satu buku untuk satu tema. Judulnya bisa berbeda-beda, tetapi tetap mengacu pada satu tema tertentu.

Tujuannya apa, biar pembaca menangkap maksud buku secara keseluruhan.

Pertanyaan ke 7
 bagaimana menyiasati  dalam mengatur daftar isi dan jadwal yang sudah dituliskan, ternyata di tengah jalan terganggu atau tergoda dengan artikel lain, padahal daftar isi sudah dibuat dan jadwal sudah disusun, mohon jawaban

Ns : Tahan godaan.

Pertanyaan no 8
Bagaimana cara membuat judul yg menarik agar pembaca tertarik dan mau membaca.

Ns : Judul yang Menarik.
1. Provokatif. Misalnya; Tips Sukses Belajar. Ini terlalu biasa.
2. Jelas, Tegas, dan Sederhana.

3. Kalau Judul Buku, biasanya terdiri dari 3 Kata buat Judul, kalau banyak, untuk sub judul.

Pertanyaan 9
Gimana cara kita untuk meyakinkan penerbit agar buku kita bisa d terbitkan pak?

Ns: 1. Yakinkan buku kita akan laku. Buatlah gambaran siapa yang akan beli buku kita dan berapa banyak yang kira-kira akan terjual.
2. Sodorkan apa yang akan kita lakukan untuk membantu proses pemasaran buku

Pertanyaan 10
 Selama ini, apakah buku yang pak Akbar kirim ke penerbit selalu diterima dan diterbitkan oleh penerbit? apa yg menjadi alasan tertolaknya buku bpk, mohon pencerahannya.

Ns: Saya pernah ditolak di salah satu penerbit karena naskahnya kurang lengkap. Setelah saya lengkapi, saya kirim ke penerbit lain, akhirnya diterima.

Setelah buku saya diterbitkan Gramedia, hampir semua penerbit lain menerima naskah buku saya.

 Pertanyaan 11
Apa kendala yang besar bagi penulis pemula dalam menulis?

Ns : Lawan rasa MALAS, terus belatih, pasti tulisan kita akan jauh lebih baik setahun mendatang. Pertanyaaan 12
Dalam menyusun outline, apakah membutuhkan pendapat orang lain?  Bagaimana jika ingin merevisi outline, apakah boleh?

Ns : Outline itu gambaran dasar. Jadi sangat memungkinkan untuk berubah. Boleh berubah. Yang penting, jadwal penulisannya ikut diubah juga.

Akan bagus sekali kalau dalam menulis outline meminta masukan dari teman-teman. Semakin banyak masukan, akan semakin kaya. Kalaupun ada perubahan di tengah menulis, tidak apa-apa, yang penting sudah ada outline awalnya.

Pertanyaan 13
Apakah dalam menulis buku, sebaiknya temanya mengikuti perkembangan zaman
Ns : Ada buku-buku yang namanya buku untuk season tertentu. Misalnya kalau mau Pemilu, buku-buku tentang tokoh akan banyak bermunculan.

Ada juga buku-buku dengan tema yang "abadi", misalnya buku-buku referensi, motivasi, how to, dan sebagainya.

Tema-tema ini bisa ditulis kapan saja. Tentu saja harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau menulis tentang How To, perlu sekali menyesuaikan dengan keadaan sekarang.
1. Seandainya naskah yang sudah kita kirim ke penerbit tidak diterima apakah naskah itu dikembalikan?
2. Biasanya apa yang membuat naskah kita tidak di terima oleh penerbit?

Ns:  Ada yang dikembalikan, ada yang tidak. Tetapi semuanya akan diberitahu baik lewat email ataupun telepon.

Kalau naskah ditolak, diperbaiki saja. Lalu kirimkan ke penerbit yang sama atau ke penerbit lain. Ada satu naskah saya ditolak, saya perbaiki, lalu saya kirim ke penerbit lain, alhamdulillah diterima.

2. Pertimbangan utama, biasanya penerbit melihat tidak cukup segmen pembelinya. Artinya secara bisnis tidak menguntungkan.

Atau, pembacanya ada, tetapi naskah kita dirasa tidak cukup menarik pembaca untuk membeli.

Pertimbangan penerbit yang paling utama adalah bisnis; bukunya laku atau tidak.

Pertanyaan 15
Kalau kita ingin membuat buku kumpulan cerpen anak,  apakah temanya harus satu atau boleh beda (yang penting cerpen anak gitu) dan apakah harus buat outline dulu?

Bs : Kalau cerpen, temanya tidak harus satu. Boleh kumpulan cerpen. Tetap harus buat outline biar cerpennya bisa bervariasi. Tidak monoton hanya satu cerita. Outline juga penting buat jadwal dan target.

Pertabyaan 16
1. Adakah kiat khusus jika ingin menulis tulisan fiksi yang bagus pak?
2. Saya lebih prefer menulis jika non fiksi. Saya suka dengan teman2 keilmuan, pendidikansains,,mungkin karena basic keilmuan saya adalah alumni MIPA. Dan Alhamdulillah selama mahasiswa ada beberapa karya tulis saya yang mendapat penghargaan dan dibiayai Dikti.
Pertanyaan saya dari kumpulan karya tulis saya ini,apakah bisa dibukukan pak?

Ns : Menulis itu;
1. Yang paling dikuasai
2. Yang paling disenangi

Jadi, menulis itu bagian dari sesuatu yang membahagiakan. Jangan dibuat stress.
Sebenarnya tidak masalah mau menulis fiksi atau non fiksi. Yang penting kita senang menulisnya. Kalau buku Non Fiksi, ada buku-buku yang sifatnya referensi. Ini akan bagus kalau disertakan penelitiaannya dan sumber-sumber ilmiahnya secara lengkap.

Kalau buku yang bersifat umum, hasil penelitian dan hal-hal yang bersifat jurnal ilmiah perlu dibahasakan ulang dengan bahasa yang populer.

Kumpulan karya tulis bisa dibukukan dengan berbagai penyesuaian. Buat outline terlebih dahulu, lalu petakan mana karya tulis lama yang bisa masuk outline ini dan mana yang tidak bisa masuk. Kalau tidak bisa masuk, jangan dipaksakan.

Pertanyaan 17
Mau nanya Pak Akbar, berapa kata judul yg baik apa ada pembatasan

Ns: judul buku biasanya 3 kata. Kalau kata-katanya lebih banyak, dijadikan sub judul.

Pertanyaan 18
 Saya pernah mengirim naskah tapi judulnya diganti total oleh penerbit katanya biar lebih menjual.. bagaimana menyikapi nya pak.

Ns : Tugas editor memang seperti itu. Kalau ada yang kurang menarik, diganti.

Beberapa judul saya disesuaikan oleh penerbit. Kita ikuti saja. Bahkan beberapa judul artikel ada yang minta dibuang, diubah, atau ditambahkan, kita ikuti saja.

Pertanyaan 19
Jurus jitu untuk ibu-ibu yg berkarir dan memiliki kewajibn sbg IRT untuk melawan rasa malas dalam menulis di era 4.0 ini apa ya?

Ns : Era 4.0 menuntut disiplin diri yang tinggi.
buat jadwal setiap hari: kapan urusan rumah tangga, urusan suami, urusan anak-anak, dan kapan untuk menulis.
Dijadwalkan 30-60 menit SETIAP HARI.

Pertanyaan 20
Jika penerbit tidak menerima naskah kita karena kurang lengkap, dan selanjutnya kekurangannya dilengkapi. Apakah boleh mengirimkan naskah yang sudah lengkap kepenerbit yang sama atau harus cari penerbit lain?

Ns:  Pilihan ada pada kita, boleh mengirim ke penerbit yang sama atau dikirim ke penerbit lain. Kalau saya dulu bertekad, apapun yang terjadi, walaupun ditolak berkali-kali, saya akan terbitkan di Gramedia. Alhamdulillah diterima.

Yang tidak boleh adalah mengirim satu naskah yang sama ke beberapa penerbit dalam satu waktu. Tunggu dulu apakah diterima atau ditolak, baru dikirim ke penerbit lain.

Pertanyaan ke 21
Aslmkm...mhn pencerahannya..apakah kita harus fokus pada satu TEMA atau boleh berubah..misal tema kita fokus saja ttg

Ns : Kalau saya, fokus pada satu tema biar "personal branding" kita menjadi kuat. Kita tidak bisa menjadi semua orang soalnya. Jadi orang ahli secara mendalam dalam satu
bidang itu jauh lebih baik.

Pertanyaan 22
Assalamuallaikum pak, bagaimanakah kiat-kiat menghilangkan rasa malas saat kita ingin menulis. Trima kasih

Ns :
1. Buat target
2. Buat jadwal harian jam berapa menulis
3. Jangan menunda
4. Paksakan

Pertanyaan ke 23
Kalo penerbit menolak itu biasa nya di kata kan gak kelemahan tulisan  kita?? Atau mkn lebih ke request komersial gitu ya?? Tak akan bisa menjadi idealisme sendiri kalo begitu ya.. harus ikut aturan main.. atau ikit arus para konsumen kalo begitu ya. Pertamyaan nya .. jika inhin menulis idealisme  tentang sesuatu. Yg menurut umum ini salah. Misalnya.... tapi ingin di terima di terbitkan gimana tah?bisa gak ya?

Ns : Kalau mau menulis sesuai idealisme, cari penerbit yang memang juga idealis. Menerbitkan memang untuk menyebarkan gagasan.

Namun demikian, biasanya bukan penerbit besar. Kalau penerbit besar, memang harus kompromi dengan keinginan pasar.
Atau, diterbitkan sendiri.

Pertanyaan 24
Assalamualaikum, saya unih dari subang, pa Akbar sudah menulis sejak SMA dan buku pertamanya tahun 2008 kalau ga salah, waktu bapa masih SMA belajar menulisnya sama siapa apakah ada gurunya kalau boleh tahu siapa gurunya? atau karena kerja keras sendiri cari sendiri dan usaha sendiri. Ide ide muncul dari membaca atau dari mana bisa menjadi penulis yang hebat. Maaf jika pertanyaannya kurang berkenan.

 Ns : Menulis itu memang butuh mentor.
Dari dulu, saya punya mentor menulis. Guru saya. Di pesantren. Selalu menyemangati saya untuk menulis.

Dulu, menulisnya di majalah dinding dan majalah siswa. Pas mau buat buku, ada beberapa mentor saya untuk menulis buku. Silakan cari mentornya.

Menulis dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Harus banyak membaca kalau ingin tulisannya bagus.

Dengan banyak membaca, kita bisa lebih banyak perbendaharaan kata.

Pertanyaan 25
Mohon maaf. Saya Wiwin dari Subang.
Jika naskah kita pernah diterbitkan di majalah online bolehkah kita kirim ke media cetak? Terima kasih.

Ns : Kalau artikel, hanya boleh dikirim ke satu media, baik online maupun offline. Majalah online-nya apa? Kecuali kalau di Blog sepeti Kompasiana, boleh dikirim ke media massa yang lain. Beberapa tulisan saya di Kompasiana diminta oleh  media untuk diterbitkan.

Pertanyaan terahir dari om Jay
"Kesimpulan penting dalam memulai dan menerbitkan buku apa pak @akbar?"

Pak Akbar :"Mulai saja".

Terima kasih  pak Akbar Zainudin⁩ atas ilmunya yang luar biasa semoga memberikan bekal ilmu yang bermanfaat dan membuat kepercayaan diri lebih baik dalam menulis terimakasih juga buat om Jay serta tidak lupa juga pak Bambang terimaksih...pa.

By : Wawat Purnamawati



Comments

Popular posts from this blog